Kota Dumai, yang dikenal sebagai kota industri, telah mengambil langkah signifikan dalam pelestarian lingkungan melalui berbagai program revitalisasi hutan wisata. Upaya ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga kelestarian alam, tetapi juga menyediakan sarana edukasi lingkungan bagi masyarakat dan wisatawan.
Salah satu inisiatif utama adalah pengembangan Bandar Bakau Dumai. Awalnya merupakan hutan mangrove biasa, kawasan seluas 24 hektar ini telah diubah menjadi pusat edukasi dan ekowisata. Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dari PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) berperan penting dalam transformasi ini, menjadikan Bandar Bakau sebagai magnet wisatawan lokal dan mancanegara.
Selain itu, Pemerintah Kota Dumai, melalui Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, telah merevitalisasi Taman Wisata Alam (TWA) Sungai Dumai. Kawasan ini menawarkan berbagai potensi wisata alam, termasuk perkemahan, spot fotografi, dan pengamatan satwa liar. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya konservasi alam.
Universitas Riau (UNRI) juga turut serta dalam upaya pelestarian dengan mengembangkan kawasan ekowisata mangrove di kampus Dumai. Proyek ini bertujuan memberikan edukasi kepada wisatawan tentang pentingnya menjaga kelestarian alam dan budaya masyarakat setempat.
Kolaborasi antara pemerintah, institusi pendidikan, dan perusahaan swasta dalam revitalisasi hutan wisata di Dumai menunjukkan komitmen bersama dalam pelestarian lingkungan dan edukasi. Inisiatif ini tidak hanya memperkaya keanekaragaman hayati, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitar melalui pengembangan ekowisata yang berkelanjutan.


0 Comments